Sabtu, 12 Desember 2015



PACARAN NGGAK YAH
Wah,,,,! Sobat, masalah yang satu ini sudah menjadi komsumsi bagi muda mudi saat ini. Katanya kalau tidak punya pacar itu tidak gaul di bilangi laki-laki nga laku dan lain-lain. Ya seiring perkembangan zaman gitu harus lebih gaul lagi. Kalau lajang bukan lagi laki-laki zaman moderen tapi katanya itu berada pada zaman Sitti Nurbaya. Naud’zubillahi Min Zhalim...!
Sobat, kalau lajang masih jadi status setiap bagi kita yang masih muda, yang masih remaja maka kita kudu pintar menyesiati jadi si Lajang. Ya, karna godaan pacaran sekarang lebih ganas apalagi kita selalu diajak bermaksiat baik interaksi langsung maupun lewat via SMS atau Tenfol ini merongrong begitu kencangnya. Sampe-sampe klau kita nggak punya benteng yang kuat, ya akhirnya kita luluh juga diajak untuk berpacaran.
Pacaran seakan sudah menjadi rukun pergaulan masa kini. Budaya free sex jadi komsumsi keseharian, baik didunia maya  maupun dunia nyata. Survei komisi perlindungan anak indonesia tahun 2010, menyatahkan sebanyak 32 persen remaja usia 14 hingga 18 tahun dikota-kota besar diindonesia pernah berhubungan seks. Dari survei tersebut juga diketahui, muatan ponografi yang diakses via internet sebagai salah satu pemicunya. Fakta lainnya, 21,2 persen remaja putri diindonesia pernah melakukan aborsi. Selebihnya, separuh remaja responden survei mengaku pernah percumbu ataupun melakukan oral seks. Survei menyebutkan, 97 persen prilaku remaja diilhami pornografi di internet.
Itulah sebagaian fakta nyata yang terpampang dihadapan kita sudah sedemikan akut budaya dan dampak free seks menjangkiti muda-mudi atau remaja kita saat ini. Tapi sepertinya dari fakta-fakta tersebut tidak terjangkiti pada aktivis pacaran dinegeri, bahkan tanpa merasa berdosa. Aktivis pacaran tersebut melakukannya tampa ada kata malu didepan umum. Bahkan tempat-tempat umum jadi sasaran, di mall, bioskop, dll. Sehingga aktivitas mereka illegal tersebut, seakan mendapat persetujuan, karena diamnya orang-orang tersebut.
Ya aktivitas pacaran menjadi hal lumrah ditengah-tengah zaman sekarang. Ini sudah terlihat, budaya pacaran sudah masuk dalam sanubari anak-anak muda zaman sekarang. Di mana-mana pasti pernah pacaran. Kita lihat aja, dari SD itu sudah mulai melirit satu sama lain. Apalagi anak SMP jati diri mereka sebagai remaja sudah melekat. Pada akhirnya budaya pacaran ini sudah masuk dalam diri remaja saat ini. Sampai kuliah pun budaya pacaran ini tidak pernah berhenti gitu. Anak SMA hampir semua meresakan yang namanya pacaran itu.
Masalah sekarang yang membuat kaum lajang itu jadi pengen untuk mencoba pacaran, karena di sekitar masyarakat tumbuh sehat yang namanya sekulerisme. Mereka mencoba memisahkan kehidupan masyarakat itu diatur oleh aturan manusia sedangkan kehidupan agama diatur Allah SWT. Artinya ditempat-tempat beribadah seperti mesjid ada Allah sedangkan di luar ada Anggota DPR yang membuat hukum tentang kemasyarakat jadi ya harus taat pada aturan itu. Aktivitas pacaran itu di mana-mana bisa asal ada namanya suka demi suka. Interaksi antara laki-laki dan perempuan tak pernah dibatasi, karna ada yang namanya liberalisme atau cinta kebebasan.
Godaan untuk berpacaran juga bisa datang dari teman-teman. Ketika kita mulai ngerumpi bareng teman-teman yang diobrolin seputar enaknya ditraktir. pacar kamuflase kesetian si pacar, rayuan maut ala si raja gombal, dan seterusnya. Sehingga lama kelamahan, godaan itu pun muncul kalau iman yang tak kuat maka pertahanan juga ikut bobol. Maka terjadilah dua insan berpesta porah atas nama pacar. Mungkin satu kali, dua kali hal biasa tapi itu akhirnya terjadi seterusnya. Akabitnya mentoleransi hal-hal kecil hal-hal kecil dalam bermaksiat via pacaran, merasa enjoy dan akhirnya kebablasan. Naudzubillahi.
Selain dari keluarga, teman ternyata ada juga yang paling mempengaruhi budaya pacaran. Yaitu media sekuler, yang dipertontongkan bagi anak muda mudi dari lagi, film, sinetro sampai tanyangan gosip kerap jadi penyumbang saham bagi kaum Si Lajang untuk tergoda berpacaran. Sinetro yang isinya berbaut kisah asrama, silaki-laki pengan-pengangan dengan si wanita. Bahkan ada film yang khusus gimana cara mendapatkan pacar dan meluluhkan hati si wanita bahkan mendapatkan pacar idaman dan sebagainya.
Sudah klop, serangan godaan si lajang dari segalah penjuru, yang membuat kaum Lajang hanya punya kesempatan, mempertahankan dirinya. Bagi lajang yang kuat mempertahankan dia akan lulus ujian ketebalan iman. Bagi si Lajang yang tak kuat maka ia terjurumus masuk dalam aktivitas pacaran.
Nah,,,, Sobat, sudah tau kan apa yang akan terjadi dengan aktvitas pacaran. Pasti sering timbul pada diri kalian. Ketika ngumpu-ngumpu dengan teman-teman cewek baik dikelas maupun di luar kelas pasti kamu pernah suka sama dia. Kadang mungkin anda lagi nyatai di halaman rumah melihat cewe cantik yang lewat pasti anda berpikir untuk suka dengan dia. Dengan cemohan mangil-mangil namanya.
Ada seorang Akhwat curhat sama si ustad tentang kejidiannya berpacaran dengan si laki-laki hidung belang. Ini sering kita dengan dimedia tv, dunia maya dan lain-lain. Si akhwat mengatakan kepada si Ustad, macam-macam curhatan yang ia sampaikan dari namanya gi mana interaksi antara laki-laki dengan perempuan. Ada juga kita sering dengar diputisan sama pacarnya, kadang curhanya berlebihan dari masalah lalunya. Ya pernah bersetubuh dengan sipria atas nama cinta sehingga hamil diluar nikah dan si laki-lakinya kabur tak mau bertanggung jawab. Laki-laki dapat enaknya si perempauan dapat musibannya, jadi jangan heran kalau kita dengar aborsi di mana-mana, pembuangan anak sering terjadi bahkan ada ancaman bunuh diri. Pacaran memang sejatinya mendekatkan kita kepada zina, atas nama cinta kita jadi dosa besar terhadap Allah swt. Tapi naluri itu sering muncul dan timbul pada diri kita, terkadang kita ingin menjauhkan dari semua itu tapi karna cinta akhirnya luluh. Seharusnya kita harus menjaga dari semua itu untuk terhindar dari namanya pacaran.
Jodoh itu ditangan Allah, ini seharusnya kita imani bahwa rizki, ajal dan jodoh itu adalah Allah yang mengaturnya. Kalau memang si A berjodoh dengan si B, maka nggak bakalan ke mana-mana. Tapi kalau Si A emang bukan jodohnya Si B, walaupun di pacarin bertahun-tahun tetap aja kagak bakalan jadi. So, memutusin hubungan itu nggak ngaruh pada soal perjodohan. Yakin aja, kalau emang perempuan adalah jodoh buat kamu pasti bakal balik lagi, tapi dengan cara yang halal alias nikah. Insya allah.
        Ada bebarapa hal yang penting kita harus perhatikan dalam berinteraksi dengan lawan jenis. Ini kudu diperhatikan bagi cowok, apalagi cewek. kita sebagai seorang muslim semua ada batas-batasnya untuk berinteraksi.
Pertama, mungkin awalnya biasa aja, sekadar say hello, membantu ini dan itu. Akhirnya berlanjut pembiasaan dan toleransi kesalahan yang dianggap biasa, seperti menganggapnya sebagai kakak, teman, atau saudara. Padahal nggakada hubungan darah (silah) sama sekali.
Kudua, mentoleransi kesalahan kecil yang terkait dengan lawan jenis. Sekedar telepon, tanya kabar, ngobrol nggak penting, adalah kebiasaan yang nggak perlu antar lawan jenis, bahkan bisa cenderung dan terjerumus pada dosa. Ingat kalian lawan jenis, pasti akan ada daya tarik menarik diantar kalian berdua.
Ketiga, kalian harus ingat bahwa fakta itu mempengaruhi naluri, alias karena keseringan akhirnya keenakan dan kalian jatuh cinta. Pada saat itulah, pikiran waras jadi terbuang.
Keempat, dalam hukum syariat islam interaksi antara laki-laki dan perumpuan itu dibatasi. Artinya hubungan sudah ada dalam aturan islam. Nah, tinggal kontrolnya saja, Gimana kita bisa mengontrol diri dalam bergaul dengan lawan jenis. Bagi laki-laki dan perumpuan yang terjurumus dalam lembah ini sudah pasti mereka akan mencoba saling menyatuh alias pacaran. Walaupun kalian paham masalah interaksi ini sudah pasti terjerumus kalau tidak dilandasi iman yang kuat.


PACARAN NGGAK YAH
Wah,,,,! Sobat, masalah yang satu ini sudah menjadi komsumsi bagi muda mudi saat ini. Katanya kalau tidak punya pacar itu tidak gaul di bilangi laki-laki nga laku dan lain-lain. Ya seiring perkembangan zaman gitu harus lebih gaul lagi. Kalau lajang bukan lagi laki-laki zaman moderen tapi katanya itu berada pada zaman Sitti Nurbaya. Naud’zubillahi Min Zhalim...!
Sobat, kalau lajang masih jadi status setiap bagi kita yang masih muda, yang masih remaja maka kita kudu pintar menyesiati jadi si Lajang. Ya, karna godaan pacaran sekarang lebih ganas apalagi kita selalu diajak bermaksiat baik interaksi langsung maupun lewat via SMS atau Tenfol ini merongrong begitu kencangnya. Sampe-sampe klau kita nggak punya benteng yang kuat, ya akhirnya kita luluh juga diajak untuk berpacaran.
Pacaran seakan sudah menjadi rukun pergaulan masa kini. Budaya free sex jadi komsumsi keseharian, baik didunia maya  maupun dunia nyata. Survei komisi perlindungan anak indonesia tahun 2010, menyatahkan sebanyak 32 persen remaja usia 14 hingga 18 tahun dikota-kota besar diindonesia pernah berhubungan seks. Dari survei tersebut juga diketahui, muatan ponografi yang diakses via internet sebagai salah satu pemicunya. Fakta lainnya, 21,2 persen remaja putri diindonesia pernah melakukan aborsi. Selebihnya, separuh remaja responden survei mengaku pernah percumbu ataupun melakukan oral seks. Survei menyebutkan, 97 persen prilaku remaja diilhami pornografi di internet.
Itulah sebagaian fakta nyata yang terpampang dihadapan kita sudah sedemikan akut budaya dan dampak free seks menjangkiti muda-mudi atau remaja kita saat ini. Tapi sepertinya dari fakta-fakta tersebut tidak terjangkiti pada aktivis pacaran dinegeri, bahkan tanpa merasa berdosa. Aktivis pacaran tersebut melakukannya tampa ada kata malu didepan umum. Bahkan tempat-tempat umum jadi sasaran, di mall, bioskop, dll. Sehingga aktivitas mereka illegal tersebut, seakan mendapat persetujuan, karena diamnya orang-orang tersebut.
Ya aktivitas pacaran menjadi hal lumrah ditengah-tengah zaman sekarang. Ini sudah terlihat, budaya pacaran sudah masuk dalam sanubari anak-anak muda zaman sekarang. Di mana-mana pasti pernah pacaran. Kita lihat aja, dari SD itu sudah mulai melirit satu sama lain. Apalagi anak SMP jati diri mereka sebagai remaja sudah melekat. Pada akhirnya budaya pacaran ini sudah masuk dalam diri remaja saat ini. Sampai kuliah pun budaya pacaran ini tidak pernah berhenti gitu. Anak SMA hampir semua meresakan yang namanya pacaran itu.
Masalah sekarang yang membuat kaum lajang itu jadi pengen untuk mencoba pacaran, karena di sekitar masyarakat tumbuh sehat yang namanya sekulerisme. Mereka mencoba memisahkan kehidupan masyarakat itu diatur oleh aturan manusia sedangkan kehidupan agama diatur Allah SWT. Artinya ditempat-tempat beribadah seperti mesjid ada Allah sedangkan di luar ada Anggota DPR yang membuat hukum tentang kemasyarakat jadi ya harus taat pada aturan itu. Aktivitas pacaran itu di mana-mana bisa asal ada namanya suka demi suka. Interaksi antara laki-laki dan perempuan tak pernah dibatasi, karna ada yang namanya liberalisme atau cinta kebebasan.
Godaan untuk berpacaran juga bisa datang dari teman-teman. Ketika kita mulai ngerumpi bareng teman-teman yang diobrolin seputar enaknya ditraktir. pacar kamuflase kesetian si pacar, rayuan maut ala si raja gombal, dan seterusnya. Sehingga lama kelamahan, godaan itu pun muncul kalau iman yang tak kuat maka pertahanan juga ikut bobol. Maka terjadilah dua insan berpesta porah atas nama pacar. Mungkin satu kali, dua kali hal biasa tapi itu akhirnya terjadi seterusnya. Akabitnya mentoleransi hal-hal kecil hal-hal kecil dalam bermaksiat via pacaran, merasa enjoy dan akhirnya kebablasan. Naudzubillahi.
Selain dari keluarga, teman ternyata ada juga yang paling mempengaruhi budaya pacaran. Yaitu media sekuler, yang dipertontongkan bagi anak muda mudi dari lagi, film, sinetro sampai tanyangan gosip kerap jadi penyumbang saham bagi kaum Si Lajang untuk tergoda berpacaran. Sinetro yang isinya berbaut kisah asrama, silaki-laki pengan-pengangan dengan si wanita. Bahkan ada film yang khusus gimana cara mendapatkan pacar dan meluluhkan hati si wanita bahkan mendapatkan pacar idaman dan sebagainya.
Sudah klop, serangan godaan si lajang dari segalah penjuru, yang membuat kaum Lajang hanya punya kesempatan, mempertahankan dirinya. Bagi lajang yang kuat mempertahankan dia akan lulus ujian ketebalan iman. Bagi si Lajang yang tak kuat maka ia terjurumus masuk dalam aktivitas pacaran.
Nah,,,, Sobat, sudah tau kan apa yang akan terjadi dengan aktvitas pacaran. Pasti sering timbul pada diri kalian. Ketika ngumpu-ngumpu dengan teman-teman cewek baik dikelas maupun di luar kelas pasti kamu pernah suka sama dia. Kadang mungkin anda lagi nyatai di halaman rumah melihat cewe cantik yang lewat pasti anda berpikir untuk suka dengan dia. Dengan cemohan mangil-mangil namanya.
Ada seorang Akhwat curhat sama si ustad tentang kejidiannya berpacaran dengan si laki-laki hidung belang. Ini sering kita dengan dimedia tv, dunia maya dan lain-lain. Si akhwat mengatakan kepada si Ustad, macam-macam curhatan yang ia sampaikan dari namanya gi mana interaksi antara laki-laki dengan perempuan. Ada juga kita sering dengar diputisan sama pacarnya, kadang curhanya berlebihan dari masalah lalunya. Ya pernah bersetubuh dengan sipria atas nama cinta sehingga hamil diluar nikah dan si laki-lakinya kabur tak mau bertanggung jawab. Laki-laki dapat enaknya si perempauan dapat musibannya, jadi jangan heran kalau kita dengar aborsi di mana-mana, pembuangan anak sering terjadi bahkan ada ancaman bunuh diri. Pacaran memang sejatinya mendekatkan kita kepada zina, atas nama cinta kita jadi dosa besar terhadap Allah swt. Tapi naluri itu sering muncul dan timbul pada diri kita, terkadang kita ingin menjauhkan dari semua itu tapi karna cinta akhirnya luluh. Seharusnya kita harus menjaga dari semua itu untuk terhindar dari namanya pacaran.
Jodoh itu ditangan Allah, ini seharusnya kita imani bahwa rizki, ajal dan jodoh itu adalah Allah yang mengaturnya. Kalau memang si A berjodoh dengan si B, maka nggak bakalan ke mana-mana. Tapi kalau Si A emang bukan jodohnya Si B, walaupun di pacarin bertahun-tahun tetap aja kagak bakalan jadi. So, memutusin hubungan itu nggak ngaruh pada soal perjodohan. Yakin aja, kalau emang perempuan adalah jodoh buat kamu pasti bakal balik lagi, tapi dengan cara yang halal alias nikah. Insya allah.
        Ada bebarapa hal yang penting kita harus perhatikan dalam berinteraksi dengan lawan jenis. Ini kudu diperhatikan bagi cowok, apalagi cewek. kita sebagai seorang muslim semua ada batas-batasnya untuk berinteraksi.
Pertama, mungkin awalnya biasa aja, sekadar say hello, membantu ini dan itu. Akhirnya berlanjut pembiasaan dan toleransi kesalahan yang dianggap biasa, seperti menganggapnya sebagai kakak, teman, atau saudara. Padahal nggakada hubungan darah (silah) sama sekali.
Kudua, mentoleransi kesalahan kecil yang terkait dengan lawan jenis. Sekedar telepon, tanya kabar, ngobrol nggak penting, adalah kebiasaan yang nggak perlu antar lawan jenis, bahkan bisa cenderung dan terjerumus pada dosa. Ingat kalian lawan jenis, pasti akan ada daya tarik menarik diantar kalian berdua.
Ketiga, kalian harus ingat bahwa fakta itu mempengaruhi naluri, alias karena keseringan akhirnya keenakan dan kalian jatuh cinta. Pada saat itulah, pikiran waras jadi terbuang.
Keempat, dalam hukum syariat islam interaksi antara laki-laki dan perumpuan itu dibatasi. Artinya hubungan sudah ada dalam aturan islam. Nah, tinggal kontrolnya saja, Gimana kita bisa mengontrol diri dalam bergaul dengan lawan jenis. Bagi laki-laki dan perumpuan yang terjurumus dalam lembah ini sudah pasti mereka akan mencoba saling menyatuh alias pacaran. Walaupun kalian paham masalah interaksi ini sudah pasti terjerumus kalau tidak dilandasi iman yang kuat.


PACARAN NGGAK YAH
Wah,,,,! Sobat, masalah yang satu ini sudah menjadi komsumsi bagi muda mudi saat ini. Katanya kalau tidak punya pacar itu tidak gaul di bilangi laki-laki nga laku dan lain-lain. Ya seiring perkembangan zaman gitu harus lebih gaul lagi. Kalau lajang bukan lagi laki-laki zaman moderen tapi katanya itu berada pada zaman Sitti Nurbaya. Naud’zubillahi Min Zhalim...!
Sobat, kalau lajang masih jadi status setiap bagi kita yang masih muda, yang masih remaja maka kita kudu pintar menyesiati jadi si Lajang. Ya, karna godaan pacaran sekarang lebih ganas apalagi kita selalu diajak bermaksiat baik interaksi langsung maupun lewat via SMS atau Tenfol ini merongrong begitu kencangnya. Sampe-sampe klau kita nggak punya benteng yang kuat, ya akhirnya kita luluh juga diajak untuk berpacaran.
Pacaran seakan sudah menjadi rukun pergaulan masa kini. Budaya free sex jadi komsumsi keseharian, baik didunia maya  maupun dunia nyata. Survei komisi perlindungan anak indonesia tahun 2010, menyatahkan sebanyak 32 persen remaja usia 14 hingga 18 tahun dikota-kota besar diindonesia pernah berhubungan seks. Dari survei tersebut juga diketahui, muatan ponografi yang diakses via internet sebagai salah satu pemicunya. Fakta lainnya, 21,2 persen remaja putri diindonesia pernah melakukan aborsi. Selebihnya, separuh remaja responden survei mengaku pernah percumbu ataupun melakukan oral seks. Survei menyebutkan, 97 persen prilaku remaja diilhami pornografi di internet.
Itulah sebagaian fakta nyata yang terpampang dihadapan kita sudah sedemikan akut budaya dan dampak free seks menjangkiti muda-mudi atau remaja kita saat ini. Tapi sepertinya dari fakta-fakta tersebut tidak terjangkiti pada aktivis pacaran dinegeri, bahkan tanpa merasa berdosa. Aktivis pacaran tersebut melakukannya tampa ada kata malu didepan umum. Bahkan tempat-tempat umum jadi sasaran, di mall, bioskop, dll. Sehingga aktivitas mereka illegal tersebut, seakan mendapat persetujuan, karena diamnya orang-orang tersebut.
Ya aktivitas pacaran menjadi hal lumrah ditengah-tengah zaman sekarang. Ini sudah terlihat, budaya pacaran sudah masuk dalam sanubari anak-anak muda zaman sekarang. Di mana-mana pasti pernah pacaran. Kita lihat aja, dari SD itu sudah mulai melirit satu sama lain. Apalagi anak SMP jati diri mereka sebagai remaja sudah melekat. Pada akhirnya budaya pacaran ini sudah masuk dalam diri remaja saat ini. Sampai kuliah pun budaya pacaran ini tidak pernah berhenti gitu. Anak SMA hampir semua meresakan yang namanya pacaran itu.
Masalah sekarang yang membuat kaum lajang itu jadi pengen untuk mencoba pacaran, karena di sekitar masyarakat tumbuh sehat yang namanya sekulerisme. Mereka mencoba memisahkan kehidupan masyarakat itu diatur oleh aturan manusia sedangkan kehidupan agama diatur Allah SWT. Artinya ditempat-tempat beribadah seperti mesjid ada Allah sedangkan di luar ada Anggota DPR yang membuat hukum tentang kemasyarakat jadi ya harus taat pada aturan itu. Aktivitas pacaran itu di mana-mana bisa asal ada namanya suka demi suka. Interaksi antara laki-laki dan perempuan tak pernah dibatasi, karna ada yang namanya liberalisme atau cinta kebebasan.
Godaan untuk berpacaran juga bisa datang dari teman-teman. Ketika kita mulai ngerumpi bareng teman-teman yang diobrolin seputar enaknya ditraktir. pacar kamuflase kesetian si pacar, rayuan maut ala si raja gombal, dan seterusnya. Sehingga lama kelamahan, godaan itu pun muncul kalau iman yang tak kuat maka pertahanan juga ikut bobol. Maka terjadilah dua insan berpesta porah atas nama pacar. Mungkin satu kali, dua kali hal biasa tapi itu akhirnya terjadi seterusnya. Akabitnya mentoleransi hal-hal kecil hal-hal kecil dalam bermaksiat via pacaran, merasa enjoy dan akhirnya kebablasan. Naudzubillahi.
Selain dari keluarga, teman ternyata ada juga yang paling mempengaruhi budaya pacaran. Yaitu media sekuler, yang dipertontongkan bagi anak muda mudi dari lagi, film, sinetro sampai tanyangan gosip kerap jadi penyumbang saham bagi kaum Si Lajang untuk tergoda berpacaran. Sinetro yang isinya berbaut kisah asrama, silaki-laki pengan-pengangan dengan si wanita. Bahkan ada film yang khusus gimana cara mendapatkan pacar dan meluluhkan hati si wanita bahkan mendapatkan pacar idaman dan sebagainya.
Sudah klop, serangan godaan si lajang dari segalah penjuru, yang membuat kaum Lajang hanya punya kesempatan, mempertahankan dirinya. Bagi lajang yang kuat mempertahankan dia akan lulus ujian ketebalan iman. Bagi si Lajang yang tak kuat maka ia terjurumus masuk dalam aktivitas pacaran.
Nah,,,, Sobat, sudah tau kan apa yang akan terjadi dengan aktvitas pacaran. Pasti sering timbul pada diri kalian. Ketika ngumpu-ngumpu dengan teman-teman cewek baik dikelas maupun di luar kelas pasti kamu pernah suka sama dia. Kadang mungkin anda lagi nyatai di halaman rumah melihat cewe cantik yang lewat pasti anda berpikir untuk suka dengan dia. Dengan cemohan mangil-mangil namanya.
Ada seorang Akhwat curhat sama si ustad tentang kejidiannya berpacaran dengan si laki-laki hidung belang. Ini sering kita dengan dimedia tv, dunia maya dan lain-lain. Si akhwat mengatakan kepada si Ustad, macam-macam curhatan yang ia sampaikan dari namanya gi mana interaksi antara laki-laki dengan perempuan. Ada juga kita sering dengar diputisan sama pacarnya, kadang curhanya berlebihan dari masalah lalunya. Ya pernah bersetubuh dengan sipria atas nama cinta sehingga hamil diluar nikah dan si laki-lakinya kabur tak mau bertanggung jawab. Laki-laki dapat enaknya si perempauan dapat musibannya, jadi jangan heran kalau kita dengar aborsi di mana-mana, pembuangan anak sering terjadi bahkan ada ancaman bunuh diri. Pacaran memang sejatinya mendekatkan kita kepada zina, atas nama cinta kita jadi dosa besar terhadap Allah swt. Tapi naluri itu sering muncul dan timbul pada diri kita, terkadang kita ingin menjauhkan dari semua itu tapi karna cinta akhirnya luluh. Seharusnya kita harus menjaga dari semua itu untuk terhindar dari namanya pacaran.
Jodoh itu ditangan Allah, ini seharusnya kita imani bahwa rizki, ajal dan jodoh itu adalah Allah yang mengaturnya. Kalau memang si A berjodoh dengan si B, maka nggak bakalan ke mana-mana. Tapi kalau Si A emang bukan jodohnya Si B, walaupun di pacarin bertahun-tahun tetap aja kagak bakalan jadi. So, memutusin hubungan itu nggak ngaruh pada soal perjodohan. Yakin aja, kalau emang perempuan adalah jodoh buat kamu pasti bakal balik lagi, tapi dengan cara yang halal alias nikah. Insya allah.
        Ada bebarapa hal yang penting kita harus perhatikan dalam berinteraksi dengan lawan jenis. Ini kudu diperhatikan bagi cowok, apalagi cewek. kita sebagai seorang muslim semua ada batas-batasnya untuk berinteraksi.
Pertama, mungkin awalnya biasa aja, sekadar say hello, membantu ini dan itu. Akhirnya berlanjut pembiasaan dan toleransi kesalahan yang dianggap biasa, seperti menganggapnya sebagai kakak, teman, atau saudara. Padahal nggakada hubungan darah (silah) sama sekali.
Kudua, mentoleransi kesalahan kecil yang terkait dengan lawan jenis. Sekedar telepon, tanya kabar, ngobrol nggak penting, adalah kebiasaan yang nggak perlu antar lawan jenis, bahkan bisa cenderung dan terjerumus pada dosa. Ingat kalian lawan jenis, pasti akan ada daya tarik menarik diantar kalian berdua.
Ketiga, kalian harus ingat bahwa fakta itu mempengaruhi naluri, alias karena keseringan akhirnya keenakan dan kalian jatuh cinta. Pada saat itulah, pikiran waras jadi terbuang.
Keempat, dalam hukum syariat islam interaksi antara laki-laki dan perumpuan itu dibatasi. Artinya hubungan sudah ada dalam aturan islam. Nah, tinggal kontrolnya saja, Gimana kita bisa mengontrol diri dalam bergaul dengan lawan jenis. Bagi laki-laki dan perumpuan yang terjurumus dalam lembah ini sudah pasti mereka akan mencoba saling menyatuh alias pacaran. Walaupun kalian paham masalah interaksi ini sudah pasti terjerumus kalau tidak dilandasi iman yang kuat.
KULIAH TAK KUNJUNG SELESAI

Sobat, pernah kalian berpikir bahwa kuliah itu adalah ancaman bagi kalian semua. Terus mengapa anda kuliah....? apakah hanya untuk mencari waktu luang? Atau mungkin untuk mencari Ijazah? He..he..he..he. Apapun yang anda ingin peroleh dari kuliah, masa kuliah adalah masa yang berharga karena disaat-saat inilah anda dapat meraih hal-hal yang akan menjadi lembaran baru untuk bergerak, untuk kehidupan yang akan datang. Atau mendapatkan pembentukan karakter (mindset), memperluas ilmu dan wawasan, memperkuat kepribadian, membentuk kecakapan untuk hidup (life skill) dan lain-lain.
           Sahabat, kuliah itu untuk “hidup” bukan hanya sekedar mencari “hidup”. Hasil dari kuliah itu seharusnya digunakan untuk mencari jati diri anda semisalkan, anda ingin menciptakan lapangan kerja, mendorong orang untuk berusaha, atau ilmu yang dapat di bangkut kuliah seharusnya di manfaatkan di masyarakat. Atau anda hanya mencari Ijazah toh, yang kemudian di mondar-mandirkan untuk mencari pekerjaan ke sana ke mari. Tapi kuliah anda, harus terbangun dengan visi dan tujuan yang sangat tegas sebagai proses untuk memberdayakan diri anda dengan sejumlah pengetahuan, sikap, skill, agar anda betul-betul dapat menjadi manusia yang (to be).
           Jika teliti ada beberapa orang kuliahnya menjadi bermotif-motif bentuk misalkan kuliah yang tak kunjung selesai karna dipengaruhi oleh beberapa faktor, ya akhirnya orang tersebut menjadi tak berdaya alias stress.
1. Skripsi yang terus bermasalah
        Masalah pertama yang di hadapi orang ketika kuliah adalah skripsi yang sering kali menjadi sorotan untuk di selesaikan. Sobat, skripsi ini adalah hasil akhir yang menentukan seseorang untuk mendapatkan gelar sarjana. Ada beberapa sorotan mengapa mahasiswa itu sering sekali bermasalah pada hal ini. Padahal misalkan berbicara IPK, dia mampu menciptakan nilai yang begitu tinggi. Tapi terkadang memang ada faktor yang mendorong hal tersebut atau mungkin ada rayuan dari teman-temannya sehingga ia tidak bisa menyelesaikan masalahnya. Nah, kita fokus membahas soratan mahasiswa yang sering bermasalah skripsinya.
Pertama, pengarahu pada pembimbinganya atau pengujinya, nak faktor ini yang sering menghantui setiap mahasiswa semester akhir. Pengarahu pembimbing yang mungkin beda karakter dengan pembimbing lainnya. Ini juga memang sering muncul pada dosen-dosen tertentu yang memang memperhatikan betul bentuk skripsi mahasiswa atau mungkin di uji betul tingkat kesabaran mahasiswa tersebut. Nak, bagi mahasiswa yang tak sabar pasti ini ancaman bagi mereka, ya pada akhirnya malas ngurus lagi. Berkali-kali ia masukan perbaikan skripsinya, berepa itupun ia ditolok. Jadi mahasiswa dan dosen pembimbing ini tak pernah ketemu jalan keluar. Dengan sifat mahasiswa yang gampang jatuh dari usahanya pasti ia tak akan dilajutkan lagi. Pada akhirnya satu tahun, dua tahun skripsi itu belum kelar-kelar.
Kedua, pengaruh teman, Nah, ini juga yang harus diperhatikan bagi mahasiswa tinggkat akhir. Mungkin teman sebaya yang tak pernah selesai ia jadikan acuan pada dirinya bahwa teman juga belum mendapat gelar. Pengaruh yang kedua ini sering kita lihat diberbagai mahasiswa-mahasiswa yang malas pada kuliahnya pada semester awal. Atau bahkan mahasiswa yang kerap memilih cuti pada studinya. 1 tahun, 2 tahun dianggap biasa. Ya tapi lama-lama juga menjadi biasa saja. Nah itulah penggaruh paling penting bagi mahasiswa. Sebenarnya mereka tak pernah berpikir pada saat dulu mereka masuk begitu sulitnya, harus metenteng ijazah SMA kesana kesini untuk memenuhi persyaratan Adminitrasi kuliah. Juga mereka tak pernah berpikir sudah seberapa besar mereka mengeluarkan uang.
Ketiga, Pengaruh Malas. Penyakit malas ini sudah menjadi kebiasaan bagi mahasiswa pada saat kuliah apalagi mengejarkan studi akhirnya. Sobat malas ini juga bisa dikatakan penyakit tundah-tundah ngerjaian skripsi tadi. Coba aja lihat, ada sebagian orang mengatakan untuk hepy-hepy dulu menjadi mahasiswa. Mungkin terkadang kita merasa senang dengan gaya mahasiswa kita. Apalagi sebagian ingin berlembaga dulu, masih menikmati hasilnya dalam dunia lembaga bayaran misalkan.
2. Orang Tua
      Sobat.., yang masalah yang satu ini juga terkadang menjadi acuan kita. Ya, terkadang memang orang tua kita yang terus mendesat untuk menyesaikan kuliah. Tapi di sisi lain kita masih terkendala dalam biaya banyak dalam masa studi akhir. Orang tua ini terkadang tergesah-gesah dalam memacuh kita untuk selesai.
Tapi itulah jati diri orang tua, yang mengigitkan anaknya untuk sukses. Mereka terus memacuh anda untuk cepat menyelesaikan kuliah anda. Walaupun memang terkadang masalah kuliah itu lagi menumpuk dan perluh kita selesaikan satu persatu. Ya boro-boro kita selesaikan studi akhir kuliah saja masih perlu kita selesaikan. Maka memang jalan-jalan satunya anda harus bisa membuat semua bisa berjalan sesuai yang dinginkan. Itu untuk membuat kepercayaan orang tua anda terhadap masalah kuliah anda.
       Oleh karena itu, selagi kuliah, kuliahlah dengan baik dan sungguh-sungguh, agar kelak cita-cita mulia anda untuk memberikan kebahagaian dengan sebongkah kesuksesan pada mereka dapat terwujud. Bukan justru kesarjanaan anda mendatangkan kesengsaraan baru bagi diri dan orangtua anda akibat anda menjadi sarjana yang nggak bisa ngapa-ngapain.hehehe.
3. Pengaruh Pada diri sendiri
         Nak apa yang peran mahasiswa dalam kuliah, ya dalam Historis mahasiswa adalah sosok “iron stock’’ yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia yang tanggung yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan ahklak mulia yang akan mengantikan generasi-generasi sebelumnya. Intinya, mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa dan dunia di masa depan.
      Tentu bagi mahasiswa yang mendapat gelar “iron stock” harus memiliki kemampanan dalam segelah hal bukan menjadi sosok penakut. Sosok mahasiswa yang sejati adalah mahasiswa yang tanggung dan rentang menghadapi cobaan dari lingkungan akademiknya atau diluar itu. Bukan kita menjadi mahasiswa “apa adanya” hanya datang kuliah karena absen, program dan isi KRS sekedar kejar nilai, datang kelas hanya duduk, diam, dengar dan tumpul menulis, kurang peduli dengan tugas belajar, sampai pada pola hidup dengan 5K (Kos, Kasur, Kompor, dan Kampus). Hi..hi..hi.